Situs Percandian Batujaya terletak
di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa
Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang. Situs itu terletak di
tengah-tengah lahan persawahan dan sebagian berdekatan dengan permukiman
penduduk.
Menurut para ahli ini merupakan
kompleks percandian tertua di Indonesia, situs ini diperkirakan ada sekitar
abad ke-4 atau ke-5 M. Bahkan menurut arkeolog asing situs ini sudah ada sejak
abad ke-2 M. Candi-candi di sana sudah ada duluan dibanding candi Borobudur di
Jawa Tengah yang dibangun pada abad ke-8 M. Oleh ahli arkeologi diperkirakan
ada 24 lokasi candi di kompleks seluas ± 5 Ha tersebut. Namun, saat ini baru 2
candi yang sudah selesai dipugar, yaitu candi Jiwa dan candi Blandongan.
Di daerah kawasan candi-candi itu
ada aliran sungai mengalir, itulah sungai Citarum, yang merupakan urat nadi
perekonomian Kerajaan Tarumanegara. Karena pada jaman itu sebagai lintas
hubungan antar negara, antar kota negara, melalui jalur perairan. Sungai citarum
itulah sebagai jalur penghubungnya.
Tarumanegara merupakan kerajaan
Hindu di Jawa Barat yang muncul sekitar abad ke-4 dan ke-5 M. candi-candi di
kompleks situs Batujaya ini sangat menarik perhatian masyarakat, terutama para
peneliti dan arkeolg, karena corak dan bentuk candi-candi yang ada bercorak
Budha. Adalah sangat kontras sekali dengan masyarakat Tarumanegara, dimana pada
umumnya masyarakat Tarumanegara saat itu yang beragama Hindu. Ini menunjukkan
kalau kehidupan umat beragama pada saat itu sudah maju, tertib disiplin,
terbukti adanya kerukunan beragama berjalan secara harmonis.
Namun pada sisi akhirnya, keberagaman
beragama menimbulkan komplik dan kekacauan juga. Kekacauan terjadi yang pada
akhirnya satu sama lain saling berperang dan saling menghancurkan masing-masing
tempat peribadan mereka.
“Merujuk kepada tulisan Fa Hsien, yang mengatakan
di Ye-po-ti banyak dijumpai kaum brahmana, para bikhsu dan bikhsuni serta
orang-orang beragama kotor”. Sebagaimana dikatakan arkeolog UI Hasan Djafar.
Lebih lanjut, Djafar juga
mengatakan kemungkinan yang menghancurkan kompleks percandian ini adalah invasi
kerajaan Sriwijaya dari sumatera yang memang pada saat itu merupakan salah satu
kerajaan maritim terkuat di nusantara. (ubes/berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar