Minggu, 19 Oktober 2014

Situs Batujaya Karawang Tanda Peradaban Hindu Lama




Situs Percandian Batujaya terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang. Situs itu terletak di tengah-tengah lahan persawahan dan sebagian berdekatan dengan permukiman penduduk.

Menurut para ahli ini merupakan kompleks percandian tertua di Indonesia, situs ini diperkirakan ada sekitar abad ke-4 atau ke-5 M. Bahkan menurut arkeolog asing situs ini sudah ada sejak abad ke-2 M. Candi-candi di sana sudah ada duluan dibanding candi Borobudur di Jawa Tengah yang dibangun pada abad ke-8 M. Oleh ahli arkeologi diperkirakan ada 24 lokasi candi di kompleks seluas ± 5 Ha tersebut. Namun, saat ini baru 2 candi yang sudah selesai dipugar, yaitu candi Jiwa dan candi Blandongan.

Di daerah kawasan candi-candi itu ada aliran sungai mengalir, itulah sungai Citarum, yang merupakan urat nadi perekonomian Kerajaan Tarumanegara. Karena pada jaman itu sebagai lintas hubungan antar negara, antar kota negara, melalui jalur perairan. Sungai citarum itulah sebagai jalur penghubungnya.

Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu di Jawa Barat yang muncul sekitar abad ke-4 dan ke-5 M. candi-candi di kompleks situs Batujaya ini sangat menarik perhatian masyarakat, terutama para peneliti dan arkeolg, karena corak dan bentuk candi-candi yang ada bercorak Budha. Adalah sangat kontras sekali dengan masyarakat Tarumanegara, dimana pada umumnya masyarakat Tarumanegara saat itu yang beragama Hindu. Ini menunjukkan kalau kehidupan umat beragama pada saat itu sudah maju, tertib disiplin, terbukti adanya kerukunan beragama berjalan secara harmonis.

Namun pada sisi akhirnya, keberagaman beragama menimbulkan komplik dan kekacauan juga. Kekacauan terjadi yang pada akhirnya satu sama lain saling berperang dan saling menghancurkan masing-masing tempat peribadan mereka.

Merujuk kepada tulisan Fa Hsien, yang mengatakan di Ye-po-ti banyak dijumpai kaum brahmana, para bikhsu dan bikhsuni serta orang-orang beragama kotor”. Sebagaimana dikatakan arkeolog UI Hasan Djafar.

Lebih lanjut, Djafar juga mengatakan kemungkinan yang menghancurkan kompleks percandian ini adalah invasi kerajaan Sriwijaya dari sumatera yang memang pada saat itu merupakan salah satu kerajaan maritim terkuat di nusantara. (ubes/berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar