Kamis, 16 Oktober 2014

Karawang Tempo Doeloe 3


Karawang Sumur Minyak Nusantara
Ketika para arkeolog sedang mengungkap misteri peradaban masa lampau di kedalaman satu sampai tiga meter di perut bumi Karawang, saat ini diam-diam PT Pertamina melakukan uji seismik untuk mendapatkan minyak. Setidaknya 200 ribu titik dari 15 kecamatan dan 305 desa sedang disurvei. Dari uji seismik, Pertamina dalam waktu dekat akan melakukan pengeboran di Kecamatan Pakisjaya.

“Ternyata titik yang terbaik untuk pengeboran sekitar dua kilometer dari kompleks percandian Batujaya,” kata Manajer Hubungan Masyarakat Pertamina Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Sri Kustini, sebagaimana dilansir TEMPO pekan lalu.

Seperti halnya Batujaya, Pakisjaya memiliki percandian. Sebelumnya, sejak 1960-an, Pertamina mengeksploitasi minyak mentah Rengasdengklok di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Khawatir pengeboran mengganggu situs Batujaya, Pertamina berjanji akan berbicara dengan para arkeolog sebelum melakukan pengeboran.

 “Kami akan mengundang mereka dalam waktu dekat,” kata Sri.

Dari sana nanti akan terlihat koordinatnya. Kalau lokasi kandungan minyak jauh dari situs candi, pihaknya melakukan pengeboran langsung di lokasi (directional drilling). Namun, bila kandungan minyak tepat berada di sekitar situs candi, lokasi pengeboran digeser ke tempat yang aman dengan teknik horizontal miring (horizontal drilling). Bagaimanapun, kata Sri, pengeboran tidak dapat dihentikan, mengingat minyak masih menjadi andalan devisa negara. Meski begitu, dia menyadari situs harus dipertahankan.

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Jabotabek, R. Cecep Eka Permana, menyambut baik langkah Pertamina tersebut. Mengingat di Batujaya dan Pakisjaya terdapat kepentingan yang berbeda tapi saling membutuhkan, dia berharap segera dilakukan pengkajian yang komprehensif.

“Ini bukan sekadar jarak yang tidak jauh, tapi dampak kawasan industri terhadap nasib situs,” kata Cecep.

Sebenarnya, keberadaan sumber minyak di Karawang sudah terdeteksi sejak awal, yaitusejak jaman penjajahan Bangsa Belanda, oleh lembaga survei dunia, hasil survei belum dipublikasikan ke lembaga terkait. Namun data hasil survei sudah tercium pihak lembaga internal nusantara.  (ubes)

0 komentar:

Posting Komentar