Selasa, 14 Oktober 2014

Jenglot, Vampir Mini Berbahaya


Sejak 2 dasa warsa lalu, sekitar akhir tahun 1995, sering terdengar gunjingan masyarakat tentang jenglot, makhluk kecil misterius. Pembicaraan tentang makhluk ini, tidak hanya diungkap di warung-warung kopi, namun juga di ungkap di beberapa kelompok masyarakat pencinta mistik. Tidak heran, ada banyak pihak yang mencari makhluk ini.

Jenglot, secara fisik, perawakannya kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki. Ahli mistik dan para normal menamakan dengan sebutan jenglot. Jenglot itu bukan benda mati. Konon ia hidup, matanya dapat bersinar dapat membutakan mata yang melihatnya. namun tak ada yang pernah tahu kapan ia bergerak.

Makhluk misterius itu selalu menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron. keberadaanya bagaikan “Monster Kecil” yang Misterius. Ia bisa bertindak dan melakukan aktifitasnya dengan bergerak secara ghaib, tak banyak yang tahu kapan ia menenggaknya.

Menurut pengakuan beberapa orang, dalam menyantap sajiannya itu, Jenglot tak menggunakan cara seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Dalam setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen.

“Jenglot adalah manusia pada masa ribuan tahun lalu, yang tengah bertapa dan mempelajari ilmu Bethara Karang. Kemudian, masa yang panjang itu ia tidak mati dan tida rusak oleh waktu, tetapi hanya mengecil struktur fisiknya”. Manurut Nana, seorang ahli paranormal yang berasal dari Kertabumi Karawang.

Ilmu Bethara Karang tersebut diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. Namun demikian, dalam tatanan teknis dan filosiinya, ilmu tersebut telah membuat pengamal ilmu tersebut menjadi terlaknat dan terkutuk, karena ia berjanji sepanjang hayat untuk bersama sebagai pengikut iblis.

“Akibat kutukan itu, jasad jenglot tidak diterima di dunia, sedangkan rohnya mengikat terbelenggu pada fisiknya, dan tidak diterima di akherat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil ini,” kata Nana, seorang ahli paranormal dari Kertabumi Karawang.

Setelah sang pertapa terus duduk dalam pertapaanya, namun hidup dalam kondisi pribadi emosional dan kebanggaan bahwa merasa dirinya sebagai jawara yang hebat. Memang dibuktikan, ternyata dia tidak bisa mati dalam waktu tertentu, namun tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil.
“Sementara, empat gigi taringnya kemudian tumbuh memanjang, sama sekali tak sebanding dengan lebar mulutnya. itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang “monster”. Tambahnya. (ubes)

0 komentar:

Posting Komentar