Ibadah dalam Islam mempunyai
ciri-ciri yang berbeda dengan konsep ibadah di agama dan kepercayaan lain.
Ibadah tidak hanya dimaknai sebagai ibadah mahdloh (ibadah wajib)seperti
shalat, zakat puasa dan haji belaka. Lebih dari itu, ibadah bisa juga dimaknai
sebagai aktivitas harian yang diniati untuk mencari rida Allah, sehingga
seorang muslim bisa menjadikan aktivitas harian, seperti bekerja, sebagai
bentuk ibadah.
Muhammad Shofa Mughtanim, salah
seorang santri dari Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Daarun Najaah, Semarang, mencoba
melalukan ritual ibadah sesuai yang sudah rutin dia lakukan, namun ada satu hal
yang dia kommitmenkan dalam prinsip kehidupannya, yaitu dia mensinergitaskan
kegiatan harian sederhananya menjadikan aktivitas tersebut sebagai bagian dari akumulasi
kegiatan ibadah.
Menurutnya, “itulah, sebagai
landasan bagaimana seorang muslim mampu menjadikan segala aktivitasnya sebagai
bentuk ibadah. Maka secara permanen, segala aktivitas harian dikemas secara
terpadu, lalu aktivitas harian tersebut
disinerjikan dengan segala yang kegiatan sederhana bisa dikonsentrasikan
menjadi bernilai ibadah ketika dimaksudkan untuk mendekatkan dirikepada Allah.
Inilah yang dinamakan ibadah, karena secara tidak langsung seseorang melakukan
aktivitas tersebut hanya untuk mencari ridla Allah”.
Ibadah akan menjadikan seseorang
mampu menjadi pribadi yang kokoh dan terkontrol. Ini yang menjadikan seseorang
akan selalu dalam rel norma dan aturan agama. Ibadah dalam Islam mencakup
segala hal yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Seorang muslim harus mampu
menempatkan urusan dunia dan akhirat secara seimbang.
Jika hal tersebut bisa dilakukan,
maka Allah akan menganugerahkan keberkahan dalam hidupnya Allah juga tidak
pernah meremehkan setiap upaya hamba-Nya. Dia memerintahkan setiap hamba agar
bekerja keras dalam menjalani kehidupan di dunia ini dengan menghambakandiri
kepada Allah. Inilah kombinasi yang indah di dalam islam yang tidak terdapat di
dalam agama-agama lain.
“Beragam ibadah wajib maupun
sunnah akan selalu mempunyai efek positif bagi pelakunya”. Tegas Muhammad Shofa.
Umpamanya dzikir, walaupun
sederhana amalan dzikir bisa dijadikan sebagai terapi yang akan membuat
peredaran darah seseorang menjadi lebih stabil. Shalat subuh juga mempunyai
beragam manfaat bagi tubuh manusia. Shalat subuh bisa memperlancar peredaran
darah pasca tidur, mengganti sel-sel yang rusak, memperbaiki kinerja jantung,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan masih banyak manfaat dari sisi ibadah ini
ini. Masih banyak lagi amalan-amalan ibadah yang bisa dianalisa sendiri lewat perenungan
aplikasi menjalankan ibadah. (ubes)
0 komentar:
Posting Komentar