Minggu, 19 Oktober 2014

Bali, Dulu Pulau Dewata Sekarang Pulau Cinta



Pulau Bali merupakan salah satu ikon Indonesia yang sangat mendunia, seperti terkenalnya Prancis dengan menara Eiffel-nya, atau Cina dengan Tembok Raksasa-nya, atau Mesir dengan Piramida-nya.  Julukan  pulau ini, pun sangat akrab di telinga para wisatawan untuk menggambarkan dashyatnya keindahan Bali, sebutan itu mulai Pulau Dewata, Pulau Sejuta Pura, dan yang terakhir mendapatkan julukan Pulau Cinta. Julukan ini bukan smena-mena, tapi karena ada salah satu lokasi yang dipilih sebagai tempat alur cerita film Hollywood EAT, PRAY, LOVE yang dibintangi Julia Roberts yang shooting-nya itu dilakukan di pulau Bali.

Pulau Bali, merupakan salah satu tujuan wisata yang tak pernah bosan untuk dikunjungi, selain karena panorama alamnya yang sangat eksotik dan indah, Bali juga terkenal dengan perpaduan keunikan budaya dan adat istiadatnya serta keramahtamahan penduduknya yang tidak dijumpai di daerah tujuan wisata lainnya. Sederet penghargaan dan reputasi dunia telah diberikan kepada pulau Bali. Tahun lalu Bali kembali terpilih Sebagai Pulau Wisata Terbaik Dunia untuk yang kedelapan kalinya oleh majalah pariwisata terkemuka di Amerika Serikat (AS) Travel+Leisure.

Untuk tingkat Asia Bali kembali meraih peringkat pertama sebagai The Best Islands in Asia Awards 2010 dalam ajang World’s Best Award 2010 yang diadakan oleh majalah Travel and Leisure. Begitu juga di Asia Pasific, Pulau Bali kembali dinobatkan sebagai Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pacific (Best Island Destination Asia-Pacific in Asia Pacific) pada The Fifth Annual DestinAsian Readers’ Choice Awards, pada Februari 2010.

Pulau Bali merupakan wisata favorit wisatawan asing, terutama yang terbanyak menurut data statistik yaitu Wisatawan asal Jepang dan Australia. Tidak heran, jika masyarakat Bali dipengaruhi budaya asing, terutama bahasa. Tak hanya Bahasa Inggris yang dikuasai masyarakat, bahkan bahasa asing lainnya. Karena, umumnya banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisatanya. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat wisata, informasi dan guide wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, Bali memiliki beraneka wisata alam dan ragam atraksi termasuk daerah wisata pantai, gunung, sawah bahkan desa dan penduduk dengan kebudayaannya yang unik dan khas, tempat-tempat bersejarah dan tentu saja keindahan alamnya yang sangat menawan, lihat keindahan Pantai Sanur, Pantai Nusa Dua, Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, Pasar Sukawati, Ubud, Kintamani, dan seabrek obyek wisata lainnya.

Namun demikian, di samping glamour-nya pulau Bali di mata International, Pulau Bali juga menghadapi berbagai masalah, antara lain seperti pengaruh budaya maupun masalah kelestarian lingkungan. Pihak berwenang juga perlu memperhatikan mengenai adanya pengaruh negatif dari budaya asing dan globalisasi yang terus menggerus keunikan budaya Indonesia yang ke-timuran, terutama mengenai gaya hidup serta pergaualan bebas yang saat ini menjadi pemandangan “biasa” di daerah wisata Pulau bali.

Club-club malam terus bermunculan dan menjamur di sekitar lokasi wisata, Sepertinya Pulau Bali kehilangan jati dirinya sebagai pulau dewata, dimana dulunya banyak masyarakat lebih menikmati tempat penyembahan para dewanya, kini pulau Bali justru menjadi sebuah pulau dimana rombongan para pemuas hasrat birahi akan melaksanakan ritualitas birahinya dan mencari titik puncak surgawi dunia di pulau ini. Tak heran saat ini pulau Bali lebih layak mendapat julukan baru, yaitu “Pulau Cinta“. (ubes)

0 komentar:

Posting Komentar