Sebelum
kita mengupas lebih lanjut tentang apa itu mukasyafah, fenomena, dan
mekanismenya, kita perlu juga menyibak sejenak
kisah seorang yang amat luar baiasa, yaitu Nabi Khidr AS. Banyak orang
menganggap dan mempercayai Nabi Khidir AS adalah salah satu wali Allah yang
paling utama, hingga dengan karomah yang dia miliki, dia mampu hidup sejak
zaman Nabi Musa AS hingga sekarang.
Umat Islam yang meyakini Khidir sebagai seorang Nabi dan bukan Rasul, dimana umat Islam sering menjadikan panutan dan mendatangi mereka yang butuh kepadanya.
Namun, bagi para sufi, beserta klaimnya tentang realitas Nabi Khidir, bahwa ilmu ghaib yang dimiliki oleh Nabi Khidir AS juga disebut sebagai ilmu laduni atau ilham, yang diperoleh melalui terbukanya pengetahuan rahasia ketika seseorang telah sampai pada maqam yang disebut hakikat. Ilham atau laduni ini disebut juga sebagai mukasyafah. Sifat ilmu ini lebih khusus karena tidak banyak orang mendapatkannya.
Mukasyafah dalam definisi
Secara etomologi, mukasyafah berarti terbukanya tirai atau hijab. Asal katanya kasyafa, berarti tersingkap. Yang dimaksud terbukanya tirai di sini, adalah terbukanya rahasia dari segala rahasia dunia gaib secara mistik atau supranatural.
Rahasia-rahasia alam yang gelap dan tidak terjangkau oleh dunia indrera bisa begitu terang di mata batin orang yang mendapat ilmu mukasyafah ini.
Sementara secara terminologi, ulama berbeda pendapat mengenai pengertiannya. Diantaranya akan kita lihat seperti berikut ini, sebagaimana tercantum dalam kitab Sirajut Tholibin.
Sebagian ulama berpendapat bahwa ilmu mukasyafah adalah nur yang nyata di dalam hati ketika hati itu berada dalam keadaan yang teramat bersih, terbebas dari segala kotoran. Dalam keadaan hati yang teramat suci maka tampaklah di hati itu suatu pengetahuan.
Apabila seorang hamba telah dianugerahi ilmu mukasyafah, dan ilmu itu telah menghujam pada dirinya, maka terbukalah tutup dari segala rahasia semesta sekaligus menjadi tanda bahwa maqam spiritual orang tersebut telah berada sampai kepada hakikat. Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan ilmu mukasyafah semua apa yang sebelumnya tersembunyi dan terselubung berubah menjadi nyata dan terang, tak ada lagi hal yang bisa membuatnya terhalang dari dunia gaib.
Habu
Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Apakah kalian
melihat kiblatku di sini ? Demi Allah aku tidak terhalangi untuk melihat kekhusyukan
dan ruku kalian (dari tempatku shalat ini). Aku benar-benar melihat kalian di
belakang pungguku". (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengenai
penjelasan hadist diatas Ibn Hajar berkata, "Yang benar adalah
bahwa hadist ini diartikan sesuai dengan makna harfiahnya. Artinya
"melihat" dalam hadist di atas adalah "melihat" secara
hakiki yang khusus bagi beliau di mana penglihatan tersebut sangat beda dai
penglihatan umumnya."
DR.
'Abdul Fattah Ahmad dalam karyanya Tasawuf Baina Al-Ghazali, bahwa Ibn Taimiyah
menjelaskan bahwa mukasyafah mempunyai dua pengertian :
Pertama. Mukasyafah adalah
keadaan di mana rohani menjadi bersih dan jernih, yang hanya dapat dicapai oleh
manusia-manusia yang benar-benar beriman lagi sholeh sehingga tersingkap
baginya hal-hal gaib yang memang tidak bisa dilihat dengan mata indera biasa.
Ini merupakan maqam spiritual yang penuh dengan kemuliaan dari Allah SWT.
Kedua. Mukasyafah adalah
suatu keadaban jernih yang dicapai oleh hati. Karena kerjernihan itu, Allah SWT
membuka salah satu rahasia kegaiban. Mukasyafah termasuk bagian dari karamah
yang diyakini oleh kaum muslimin dan ahlussunnah. Ini
merupakan bukti kewalian, jika terjadi pada orang saleh yang berpegang teguh
pada Al-Qur'an dan Sunnah.
Menurut
Abdul Fattah, keadaan ini tidak terjadi terus menerus, akan tetapi terkadang
muncul, dan terkadang tidak. Dalam artian, ilmu ini tidak lantas secara
konsisten melekat pada satu orang secara terus-menerus, akan tetapi sifatnya
temporer dan sementara. Dalam kondisi spiritual yang jernih seseorang
berpeluang untuk mengalami ketersingkapan atau kasyaf, tapi jika kondisi
spiritualnya sedang terpuruk orang tersebut tentu tidak akan merasakannya.
Ilmu Mukasyafah dalam Realitas
Menurut Al-Ghazali, ilmu mukasyafah ini hanya bisa diperoleh melaui Nur Illahi. Al-Ghazali berpendapat bahwa mukasyafah merupakan tingkatan ilmu yang paripurna dan menduduki level atas dalam deretan pengetahuan lain mampu dicapai manusia.
Al-Ghazali
menyebutkan ilmu ini sebagai fauqa thuril 'aqli, ilmu yang
berada di puncak atas akal atau melampaui kekuatan pengetahuan yang berada
dalam taraf yang dapat dijangkau akal manusia. Menurutnya, ilmu mukasyafah
terbagi menjadi dua macam :
Mukasyafah
Rubbiyah. Merupakan pengalaman keteringkapan
berupa terbukanya tirai yang sifatnya ke Tuhanan. Pada jenis ini seorang hamba
telah dibukakan oleh Allah sendiri tirai dan hijab yang bagi orang awam
tertutup. Saat itu seorang hamba mampu mengetahui rahasia-rahasia Al-Haq,
bahkan pada puncaknya seorang hamba akan mampu melihat-Nya.
Dalam
Tafsir Al-Qurthubi disebutkan, "Maka terbukalah hijab atau tutup,
lalu mereka melihat kepadaNya. Demi Allah tidak pernah memberikan kepada mereka
sesuatu yang amat menyenangkan mereka kecuali penglihatan itu
(Mukasyafah)".
Mukasyafah
Ghaibiyah. Yang berarti tirai kegaiban. Mukasyafah
ini sebenarnya tidak mempunyai kaitan dengan mukasyafah rubbiyah, karena bukan
merupakan anugerah suci yang merupakan rahmat bagi orang-orang sholeh. Jenis
mukasyafat ini lebih kepada persoalan bakat sebenarnya. Berdasarkan kenyataan,
banyak sekali orang yang merasakan pengalaman mistik atau hal gaib, tapi
sebelumnya dia telah melakukan usaha (riyadhah) untuk mengarah ketajaman
bakatnya itu.
Berbeda dengan
Dr. Abdul Fatah. Ia menjelaskan bahwa ilmu dalam sudut pandang syari'at pada
dasarnya terdiri dari :
Informasi
adalah sesuatu yang berkenaan dengan apa yang telah tercakup dalam Islam,
sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist. Ruang lingkup
informasi mencakup seluruh apa yang dikabarkan oleh keduanya. Informasi
mencakup seluruh apa yang dikabarkan oleh keduanya.
Informasi
yang dapat kita peroleh dari tuhan melalui Al-Qur'an, secara garis besar
terdiri dari pengetahuan akan Tuhan, para malaikat, para nabi, dan para rasul,
kitab-kitab suci, hari kiamat, takdir, tentang kebaikan dan keburukan, di
samping juga pengetahuan-pengetahuan lainnya. Sedangkan dalam Al-Hadist dapat
kita peroleh informasi tentang bagaimana tata cara menjadi muslim yang baik,
secara umum telah diperjelas dalam syari'at.
Peraturan
adalah sesuatu yang berkenaan dngan segala larangan Allah SWT yang berkaitan
dengan seluruh dimensi kehidupan manusia. Disini juga telah banyak diperjelas
oleh syari'at. Maka peraturan menjadi suatu landasan yang kedua sebagai
amal.
Sebagaimana
Nabi Musa AS setelah dibuka tirai yang menutupi pandangannya terhadap segala
hal yang diperbuat oleh Nabi Khidir AS, berarti juga ia telah mengetahui
berbagai ilmu yang belum ia ketahui sebelumnya. Hal itu merupakan suatu contoh
kecuali suatu bentuk dari "informasi".
Kemudian
yang menjadi tugas Nabi Musa AS setelah menguasai beberapa ilmu tersebut ialah
bagaimana mengamalkannya. Dan itulah yang disebut peraturan. Peraturan
seseorang yang telah memperoleh ilmu yang kemudian berproses untuk
mengamalkannya. Contoh ini merupakan bagian dari bentuk hubungan antara ilmu
dan amal bagi penuntut ilmu.
Nabi Musa AS telah merasakan ilmu mukasyafah atau ilmu laduni yang diperoleh dari Nabi Khidir AS. Ilmu mukasyafah merupakan bentuk dan terobati hasrat. Menurut Abdul Fatah, ilmu mukasyafah dapat memberikan suatu pemahaman yang dalam, kejernihan penglihatan, kepastian, dan sebagainya, yang berkaitan dengan pokok-pokok ajaran agama Islam maupun cabang-cabangnya. Namun Ilmu mukasyafah tidak dapat meberikan sesuatu pun terhadap amal kecuali pemahaman.
Tidak ada seorang pun yang telah mengalami mukasyafah menyatakan sesuatu yang saling bertentangan tanpa mampu membuktikan bahwa dirinya telah tersesat. Seperti Nabi Musa AS yang merasa bahwa ia telah bersalah terhadap segala yang dilakukan Nabi Khidir AS, akibat perbuatan ganjilnya yang menurut pandangan Nabi Musa AS, agama tidak pernah membenarkannya.
Dalam
kesimpulannya mengenal ilmu mukasyafah atau ilmu laduni tentang keilmuan Nabi
Khidir AS, Adul Fattah menjelaskan, "Pandangan tentang mukasyafah
ataupun laduni hanya sebatas pada suatu hal di mana manusia tidak lagi bodoh
tentang yang sebelumnya tidak ia ketahui. Mukasyafah dalam hal ini dapat
diartikan sebagai ilmu".
Ilmu dan amal bergantung pada bagaimana ilmu mukasyafah atau laduni itu di jalankan dengan baik. Tetapi manusia akan selalu dihadapkan berbagai ujian sehingga tugas mengamalkan dan menjalankannya dapat teratasi dengan sempurna bila manusia tersebut dapat melalui ujian tersebut dengan hati yang ikhlas dan pemikiran yang jernih dalam segala hal. Agar manusia tersebut selalu bersih hati dan pikirannya dan dapat menikmati ilmu mukasyafah tersebut".
Kelompok
sufi menilai ilmu mukasyafah Nabi Khidir AS yang bersumber dari maqam yang
lebih tinggi dari syari'at. Sementara ulama tradisional menilai tidak ada yang
lebih utama di antara keduanya. Antara maqam hakikat Nabi Khidir AS dan
Syari'at Nabi Musa AS sama.
Para ulama yang yang mendukung kesetaraan antara kedua ilmu tersebut beralasan, tidak dapat dibenarkan bahwa Nabi Khidir AS mempunyai status untuk mengklaim keunggulan orang-orang syari'at dan ilmu-ilmu syari'at. Justru Nabi Khidir AS di utus oleh Allah SWT untuk mengajar Nabi Musa AS yang mengaku dirinya paling berilmu di atas permukaan bumi.
Ketika Nabi Musa AS ditanya tentang siapa orang yang paling berilmu,sepatutnya beliau mengatakan bahwa Allah SWT itulah Yang Maha Mengetahui tentang segala-galanya. Oleh karena itu, Allah SWT langsung mengatakan kepada Nabi Musa AS bahwa di sna ada seorang hamba Allah yang tidak dikenalinya yang memperoleh ilmu langsung dari Allah SWT, sebagai teguran langsung dari Allah SWT kepada Nabi Musa AS. Belum sempurna iman seseorang jika hanya melakukan ritual peribadatan tanpa kita mengetahui makna, esensi, serta hakikat dari perbuatan itu.”
Maka para
sufi kemudian mencari makna-makna itu lewat jalan yang tidak terdapat dalam
sistem hukum syari'ah, yaitu jalan yang hakikat.
Memang penting kiranya untuk dicatat bahwa hukum Islam dan jalan sufi adalah dua hal yang sama-sama baik, akrena pengetahuan serta pengalaman yang tinggi darinya akan menciptakan pencerahan lahir batin manusia dan tentu saja hal itu menjadi lentera bagi manusia, sehingga ia tahu yang mana ujian dan cobaan yang datang dari Allah SWT serta mana godaan setan yang terkutuk.
Hanya manusia tidak biasa melakukan keduanya secara sekaligus, maka tidaklah bijak, jika manusia meninggalkan salah satu dari ilmu-ilmu yang tengah di tempuhnya. Bahwa dua kecondongan nilai-nilai Islam ini dapat disatu padukan dalam diri manusia, sehingga menciptakan hadirnya kearifan yang lebih agung.
Tetapi hal terpenting dari kita sebagai manusia, ialah seberapa banyak peluh mengucur ke bumi dami mencipta kelapangan hati dalam menghadapi kehidupan ini beserta ujian dan cobaannya.(ubes dari berbagai sumber)
Cara Mendapatkan Informasi Ghaib -
BalasHapusCara Mendatangan GoLongan Jin -
Cara Merubah Batu Jadi Emas Intan Dan Permata -
Do'a Dzikir Rajah Kodam Wassyamsi Waduhaha -
Halimun Ilmu Menghilang Tak Bisa Di lihat manusia jin dan hewan -
Ilmu Membuka Gembok,Borgol,Rantai Dan Kunci Lainya -
Ilmu Menghancurkan Orang Dzolim -
Ilmu Merubah Kertas / Daun Jadi Uang -
Ilmu Merubah Kertas Jadi Uang
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau