Kamis, 13 November 2014

RAHASIA KEISTEMAWAAN WUDHU (Bagia 2)



HIKMAH DAN KEUTAMAAN WUDHU WUDU

Di dalam ajaran Islam sebenarnya banyak hal ibadah yang terlihat sederhana, spele, dan mudah dilakukan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan jasmani dan rohani, misalnya ibadah wudhu. Mengapa Allah memerintahkan umat Islam untuk berwudhu sebelum mendirikan sholat lima waktu? Mengapa Rasul dan sahabatnya selalu berusaha untuk menjaga wudhunya?

Wudhu untuk Kesehatan Jasmani           

Aktivitas wudhu ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Hal inilah yang dibuktikan oleh Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan neurolog asal Austria yang menyatakan,  bahwa wudhu mampu merangsang pusat saraf dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena  keselarasan air wudhu dan titik-titik saraf sehingga kondisi tubuh akan senantiasa sehat.

Para ulama fiqih juga menjelaskan bahwa wudhu juga merupakan upaya untuk memelihara kebersihan. Daerah yang dibasuh dengan air wudhu seperti tangan, daerah muka, dan kaki merupakan bagian yang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Oleh karena itu, daerah tersebut harus dibasuh untuk menghindari penyakit kulit yang umumnya sering menyerang permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan seperti sela-sela jari tangan, kaki, dan belakang telinga.

Para ahli dan ilmuan mencoba melakukan penelitian ilmiah, dan  telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit. Untuk itulah orang yang memiliki aktivitas padat terutama di luar ruangan disarankan untuk selalu membasuh dan mencuci anggota badannya yang terbuka seperti kepala, muka, telinga, tangan dan kaki.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Salim terungkap bahwa wudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah seseorang dari berbagai penyakit. Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesehatan hidung dari orang-orang yang tidak berwudhu dengan orang yang berwudhu secara teratur selama lima kali dalam sehari untuk mendirikan shalat. Salim mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap. Sedangkan orang-orang yang teratur dalam berwudhu, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.

Begitu juga disebutkan oleh Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul”. Ia menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang menjadi tampak lebih muda.

Muhammad Husein Haykal dalam bukunya “Hayatu Muhammad”, menyatakan bahwa, Rasullah sepanjang hidupnya tidak pernah menderita sakit kecuali saat sakaratul maut hingga wafatnya, disebabkan beliau selalu menjaga wudhunya. Wudhu dengan cara yang benar dapat mencegah berbagai penyakit dan inilah salah satu alasan mengapa Rasulullah senantiasa menyarankan para keluarga dan sahabatnya untuk menjaga wudhu.

Wudhu untuk Kesehatan Rohani

Dalam dunia ruhaniah, ternyata wudhu tidak hanya mampu berefek pada kesehatan jasmani tetapi juga wudhu sangat berpotensi berpengaruh kepada kesehatan ruhaniyah. Rasulullah bersabda:

“Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka.” (HR. Muslim no. 249).

Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air wudhu’. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu atau bersama akhir tetesan air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan akhir air wudhu, hingga ia selesai dari wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa.” (HR Muslim no. 244).

Aktifitas wudhu ternyata mencapai aspek kejiwaan dan hikmah yang tertinggi, dari semuai aktivitas membasuh sejumlah anggota wudhu. Dengan membasuh muka, berharap wajah terlindungi dari dosa yang dilakukan mata. Ketika membasuh tangan, berharap tangan terjaga dari dosa yang belum dilakukan dan dibersihkan dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu. Saat mengusap kepala, berharap agar pikiran mereka terlindungi dari pikiran-pikiran yang tidak syar’i. Ketika membasuh telinga, semoga hal itu dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh telinga. Dan ketika membasuh kaki, berdoa agar Allah senantiasa membimbing agar tetap berada di jalan yang lurus (Islam).

Abduldaem Al-Kaheel menyatakan, ada sebuah studi baru menegaskan bahwa bilasan ke mulut dengan air dapat melindungi mulut dari penyakit gusi dan peradangan, gigi berlubang, memperkuat otot-otot mulut, wajah dan melindunginya dari infeksi saluran pernafasan. Adapun ketika mencuci hidung dan menghirup air  ke dalamnya mampu menyelamatkannya dari bakteri yang terdapat di dalamnya. Bahkan orang-orang yang memelihara wudhu dengan baik, akan mampu melindungi hidungnya sehingga bebas dari bakteri. Dan ini akan melindungi hidung dari berbagai penyakit dan mencegah bakteri bergerak ke sistem pernafasan. Dapaun ketika membasuk wajah akan membuat wajah tampak segar dan penuh vitalitas dan melindunginya dari kuman dan debu.

Lebih lanjut, Abduldaem menegaskan, berbagai studi lainnya juga menegaskan bahwa mencuci muka dapat membersihkan mata dari debu dan kuman.Dan melindunginya dari Berbagai infeksi. Begitu pula dengan mencuci tangan akan menghapus sisa-sisa keringat yang terdapat di permukaan kulit dan membuka pori-pori kulit sehingga dapat bernapas dengan baik. Ditambah lagi dapat menghapus lemak dan minyak yang terdapat pada kulit wajah dan tangan oleh adanya sekresi kulit. Dan ini tercermin secara positif pada kondisi tubuh yang sehat. 

Kemudian, Para medis dari dunia kedokteran sepakat, bahwa mencuci kaki dengan cara diusap dengan baik akan melindungi kulit dari infeksi dari kotoran kaki dan berbagai penyakit kulit yang terdapat di tempat itu. Begitupula dengan mencuci muka, tangan dan kaki    dengan cara diusap pada bagian-bagian tersebut akan mampu merevitalisasi aliran darah di pembuluh darah, dan ini tercermin pada kondisi psikologis orang yang beriman sehingga dapat menambah ketentraman dan ketenangan, dan menyingkirkan berbagai penyakit emosi  psikologis yang buruk.

Selain fungsi-fungsi fisiologis, wudhu juga efektif untuk pengendalian emosi. Setiap kali marah, seorang hamba beriman disarankan untuk mengambil air wudhu,pada intinya apapun yang diperintahkan Allah tentu sangat bernfaat bagi hamba-Nya.

Rasulullah Saw bersabda ;

” Seorang muslim atau mukmin ketika membasuh wajahnya dlam berwudhu, dosa yang telah dilakukan matanya akan lebur dari wajahnya bersama tetesan air wudhunya. Hingga tetetsan air yang terakhir. Jika ia membasuh kedua tangannya , dosa yang telah dilakukan kedua tangannya akan lebur bersama tetesan air wudhunya, hingga tetesan air yang terakhir. Kemudian jika ia membasuh kedua kakinya, maka setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua kakinya, akan lebur bersama tetesan air wudhunya, hingga tetesan air yang terakhir, sapai akhirnya ia pun bersih dari dosa-dosa.

Dari Abdulla Ash-Shanaji radiallahuanhu, Rasulullah saw bersabda :

“Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat dengan wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan itu keluar dari kedua telinganya. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa pernah mendengar Rasulullah bersabda :

“Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dankedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)” .(HR. Bukhari Muslim)

Rasulullah bersabda; 

"Maukah kuberitahukan perbuatan yang dinilai Allah dapat dapat menghapus dosa-dosa kalian, bahkan akan meninggikan derajat kalian ?" Para sahabat berkata, "ya wahai Rasulullah." Rasulullah bersabda lagi; " Menyempurnakan wudhu meskipun dalam kondisi sulit, memperbanyak langkah ke masjid, lalu menunggu datangnya sholat berikutnya setelah mengerjakan sholat sebelumnya. Itulah yang dinamakan dengan ribath (tali pengikat)." (HR Muslim)


Wudhu untuk Kecantikan Wajah 

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang wudhu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka, yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. 

Dalam Republika yang terbit pada 5/03/07 yang lalu, memuat berita bahwa, Dokter Ahmad Syauqy Ibrahim, seorang peneliti penyakit hidung, penyakit dalam, dan penyakit jantung di London, ia mengatakan : "Para pakar sampai kepada kesimpulan: Pencelupan anggota tubuh ke air akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomania (susah tidur)". Kemuadian, beliau menyimpulkan dari laporan tersebut,  bahwa air wudhu mampu menjaga wajah wanita tetap cantik. 

Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul” menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang menjadi tampak lebih muda. 

Di dalam buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin, R.O, Akp, MA. dijelaskan bahwa anggota badan yang dibasuh air wudhu memiliki titik akupresure dan akupunktur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Titik-titik tersebut merupakan bagian titik pijat dan akupunktur untuk mengobati berbagai macam penyakit. 

Itulah beberapa keterangan batapa ajaran Allah menuntun kita untuk hidup lebih baik dari berbagai aspek. Kemudian walau terdapat penelitian dan terbukti bahwa wudhu dapat membuat kita  lebih cantik, tetapi janganlah berwudhu menjadi alasan dan kejaran berniat mencari cantik, akan tetapi tetap wadhu adalah refleksi ibadah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya normalisasi kesehatan yang lebih prima dan cantik.



Wudhu Untuk Pengobatan Fisioterapi

Dalam Ensiklopedia bebas, Wikipedia, istilah Fisioterapi merupakan ilmu yang menitik beratkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.

Fisioterapi dapat melatih pasien dengan melakukan aktifitas khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi. Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi disebut Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal, yang terdiri dari upaya-upaya: a.Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif), Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada pusat kebugaran, pusat kesehatan kerja, sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut, pusat olahraga, tempat kerja/industri dan pada pusat-pusat pelayanan umum. Dan b.Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif), pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada rumah sakit, rumah perawatan, panti asuhan, pusat rehabilitasi, tempat praktek, klinik privat, klinik rawat jalan, puskesmas, rumah tempat tinggal, pusat pendidikan dan penelitian.

Aktifitas dan segala mekanisme wudhu adalah tak hanya ibadah ritual sesual perintah agama tetapi wudhu bisa merupakan aktifitas rutinitas untuk pengkondisian seluruh aspek hidup, mulai dari psikologis & fisiologis. Dalam tubuh kita ada 5 panca indera, dengan aktifitas ritual wudhu, semua panca indra dapat disapu oleh air wudhu, tanpa terkecuali, mulai Mata, hidung, telinga & seluruh kulit tubuh. Ini betul-betul luar biasa. Pelayanan fisioterapi dengan aktifitas wudu dapat dilakukan untuk mereka yang terkena gangguan fisik, dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal. Wudhu dilakukan sampai manusia mati, karena wudhu beriringan dengan ibadah sholat.

Ahli syaraf ( neurologist) pun telah membuktikan dengan air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Dalam kedokteran akupuntur, dikenal titik reseptor. Pada anggota badan yang terkena perlakuan wudhu terdapat ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan). Titik-titik akupunktur, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan kayfiyat wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu.

Setelah dihitung-hitung…ternyata terdapat 493 titik reseptor pada anggota wudhu. Baik kita perhatikan  perbandingan Anggota Wudhu (rukun dan sunat) dan Jumlah Titik Akupunktur adalah sebanding, berikut rinciannya:  Wajah 84, Tangan 95, Kepala 64, Telinga 125, dan Kaki 125. Maka  Jumlah total titik zona wudhu dan titik reseptor akupuntur sama yaitu berjumlah 493 titik.

Bayangkan jika kita melakukan wudhu itu setiap hari paling sedikit 5 kali sehari maka kegiatan ini sama halnya dengan melakukan terapi akupuntur atau melakukan terapi fisiologis dalam dunia kedokteran modern.

Diantara sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu titik istimewa (Ba Sie pada sela-sela jari tangan & Ba Peng pada sela-sela jari kaki). Keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset fakar akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir bio energi (Chi) guna membangun homeostasis. Sehingga menghasilkan efek terapi yang memiliki multi indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi, tangan-lengan merah, bengkak, dan jari jemari kaku.

Lain lagi tentang telinga, bahwa daun telinga, selain sebagai aksesoris, ternyata terkandung banyak sekali titik reseptor syaraf.  Oleh karena itu disarankan saat wudhu dimana pada waktu menyapu telinga itu jangan cuma membasuh saja, tapi harus dengan pijatan juga. Ini namanya aurikulopressure alias pijat akupunktur telinga.
Rangsangan dari aktivitas wudhu muncul keseluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut BASes (Biological Active Spots ) atau tiktik-titik aktif biologis. Menurut riset ini, BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.

Dr Magomedov, seorang pakar dari lembaga General And Ecology di Daghestan State Medical Academy, Republik Russia.  Dia menjelaskan dalam artikelnya tentang bagaimana aktivitas wudhu dapat menstimulai/ merangsang irama tubuh alami.

Menurut Dr Magomedov, untuk menguasai titik-titik refleksi Cina dengan tuntas umumnya dibutuhkan waktu berlatih antara 15 – 20 tahun. Bisa dibandingkan dengan praktek wudhu yang sangat sederhana. Kelebihan wudhu, dimana refleksiologi hanya berfungsi menyembuhkan, sedangkan wudhu juga sangat efektif mencegah masuknya bibit penyakit.

Menurut penelitian Dr Magomedov dikatakan bahwa 61 dari 65 titik refleksi Cina adalah bagian yang dibasuh air wudhu. Lima titik lainnya terletak antara tumit dan lutut, dimana bagian ini juga merupakan wilayah wudhu yang tidak diwajibkan.

Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan syaraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromessage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.

Membasuh daerah wajah misalnya pijatan air akan memberi efek positif pada usus, ginjal dan system saraf maupun reproduksi.  Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjar pituitary, otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan). Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.

Mohtar Saleem, dalam bukunya A Sport for the body and soul, menjelaskan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit.  Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap kulit. Pencegahan paling efektif adalah meminimalkan resiko dengan cara membersihkan secara rutin. Berwudhu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.

Aktivitas wudhu juga meremajakan selaput lender yangmenjadi gugus depan pertahanan tubuh. Peremajaan menjadi penting karena salah satu tugas utama lender adalah ibarat membawa contoh benda asing yang masuk kepada dua senjata pamungkas yang sudah dimiliki manusia secara alami, yaitu sel T (limfosit T) dan sel B (limfosit B). Dimana keduanya bersiaga di jaringan limfosit dan system getah bening dan mampu menghancurkan penyusup yang berniat buruk terhadap tubuh. Aktivitas wudhu meningkatkan daya kerja mereka.

Aktivitas wudhu lainnya, yang tidak kalah penting adalah disunatkannya menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Cara ini mampu menangkal secara efektif ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), TBC, kanker n. asofaring secara dini.

Sebagai seorang muslim disarankan juga untuk tidak hanya mengambil wudhu ketika akan shalat, tetapi juga untuk aktivitas yang lain. Misalnya, saat hendak membaca Al-Qur’an, berangkat tidur , akan berangkat kerja dan dalam berbagai aktifitas keseharian kita.

Sementara dalam temuan Ahli terapis lainnya, yaitu seorang dokter ahli bedah yang berprofesi juga sebagai staf pengajar anatomi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menemukan fenomena wudhu yang sangat berkaitan dengan anatomi tubuh manusia khususnya tulang. Bertahun-tahun menggeluti ilmu bedah dan anatomi, akhirnya dokter tersebut menyimpulkan bahwa jumlah bilangan ruas tulang yang kita basuh setiap kali berwudhu sama dengan jumlah keseluruhan tulang manusia dan sama dengan jumlah bilangan hari dalam 1 tahun hijriah.

Menurutnya, kebanyakan manusia tidak pernah memperhatikan jumlah tulangnya sendiri, bahkan seorang dokter sekalipun. Menurut ilmu anatomi, jumlah tulang manusia dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter, 1906).  Akan tetapi secara embriologis, pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan adalah sekitar 350-an pusat penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang kemudian banyak pusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam satu tahun.

Dalam kaitannya dengan ritual wudhu, pembasuhan anggota wudhu kebanyakan sebanyak 3 kali, dan ada yang 1 kali (membasuh kepala dan telinga). Baiklah kita coba perhatikan jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh yang dibasuh pada saat wudhu.

Lengan dan tangan (30 buah) yang meliputi: 1 buah tulang lengan atas, 2 buah tulang lengan bawah, 8 buah tulang pergelangan tangan, dan 19 buah tulang telapak dan jari-jari.

Tungkai dan kaki (31 buah) yang meliputi  2 tungkai bawah, 8 buah tulang pergelangan kaki dan  21 buah tulang telapak dan jari-jari.

Wajah (12 buah) yang meliputi 1 buah tulang dahi, 1 buah tulang baji, 1 buah rahang atas,  1 buah rahang bawah, 1 buah tulang air mata, 1 buah tulang pelipis, 2 buah tulang hidung, dan 2 buah tulang pipi.

Rongga mulut dan hidung (41 buah) yang meliputi  32 gigi geligi, 1 buah tulang langit-langit, 1 buah rahang dan 7 buah sekat dan karang hidung.

Kepala dan telinga (12 buah) yang meliputi 2 buah tulang pelipis, 2 buah tulang ubun-ubun, 1 buah tulang, 1 buah tulang baji, 1 buah tulang dahi, 1 buah tulang belakang kepala, dan
6 buah tulang pendengaran.

Bagian tubuh poin A – D dijumlahkan : 30+31+12+41= 114. Kemudian, angka tersebut dikalikan 3 oleh karena saat wudhu, dilakukan pembasuhan sebanyak 3 kali, menjadi : 114 x 3= 342. Dan,  poin E tidak dikalikan 3 karena saat wudhu, kepala dan telinga dibasuh hanya 1 kali. Angka 342 dijumlahkan dengan 12 didapatkan angka 354.

Angka ini sama dengan jumlah seluruh jumlah hari dalam 1 tahun hijriah, sekaligus sama dengan jumlah seluruh tulang manusia. Dengan demikian membasuh anggota tubuh saat wudhu seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh. Apakah ini suatu kebetulan  (Ubes Nur Islam dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar