HIKMAH DAN KEUTAMAAN WUDHU WUDU
Di dalam ajaran Islam sebenarnya banyak hal ibadah yang terlihat sederhana,
spele, dan mudah dilakukan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa bagi
kesehatan jasmani dan rohani, misalnya ibadah wudhu. Mengapa Allah
memerintahkan umat Islam untuk berwudhu sebelum mendirikan sholat lima waktu?
Mengapa Rasul dan sahabatnya selalu berusaha untuk menjaga wudhunya?
Wudhu untuk Kesehatan Jasmani
Aktivitas wudhu ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kesehatan. Hal inilah yang dibuktikan oleh Prof Leopold Werner von Ehrenfels,
seorang psikiater dan neurolog asal Austria yang menyatakan, bahwa wudhu mampu merangsang pusat saraf dalam
tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena keselarasan air wudhu dan
titik-titik saraf sehingga kondisi tubuh akan senantiasa sehat.
Para ulama fiqih juga menjelaskan bahwa wudhu juga merupakan upaya
untuk memelihara kebersihan. Daerah yang dibasuh dengan air wudhu seperti
tangan, daerah muka, dan kaki merupakan bagian yang paling banyak bersentuhan
dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Oleh karena itu, daerah tersebut
harus dibasuh untuk menghindari penyakit kulit yang umumnya sering menyerang
permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan seperti sela-sela jari
tangan, kaki, dan belakang telinga.
Para ahli dan ilmuan mencoba melakukan penelitian ilmiah, dan telah membuktikan bahwa munculnya penyakit
kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit. Untuk itulah orang yang
memiliki aktivitas padat terutama di luar ruangan disarankan untuk selalu
membasuh dan mencuci anggota badannya yang terbuka seperti kepala, muka,
telinga, tangan dan kaki.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Salim terungkap bahwa
wudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah seseorang dari berbagai
penyakit. Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesehatan hidung dari
orang-orang yang tidak berwudhu dengan orang yang berwudhu secara teratur
selama lima kali dalam sehari untuk mendirikan shalat. Salim mengambil zat
dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya.
Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar
dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta
permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap. Sedangkan orang-orang yang
teratur dalam berwudhu, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih,
dan tidak berdebu.
Begitu juga disebutkan oleh Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a
Sport for the Body and Soul”. Ia menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker
kulit. Jenis kanker ini banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap
hari menempel dan terserap oleh kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama
saat berwudhu), maka bahan kimi tersebut akan larut bersama air. Selain itu,
wudhu juga dapat membuat seseorang menjadi tampak lebih muda.
Muhammad Husein Haykal dalam bukunya “Hayatu Muhammad”, menyatakan
bahwa, Rasullah sepanjang hidupnya tidak pernah menderita sakit kecuali saat
sakaratul maut hingga wafatnya, disebabkan beliau selalu menjaga wudhunya.
Wudhu dengan cara yang benar dapat mencegah berbagai penyakit dan inilah salah
satu alasan mengapa Rasulullah senantiasa menyarankan para keluarga dan
sahabatnya untuk menjaga wudhu.
Wudhu untuk Kesehatan Rohani
Dalam dunia ruhaniah, ternyata wudhu tidak hanya mampu berefek pada
kesehatan jasmani tetapi juga wudhu sangat berpotensi berpengaruh kepada
kesehatan ruhaniyah. Rasulullah bersabda:
“Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi
dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka.” (HR. Muslim no. 249).
Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu kemudian mencuci
wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang
dilakukan kedua matanya bersama air wudhu’ atau bersama akhir tetesan air
wudhu’. Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang
dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudhu atau bersama akhir tetesan
air wudhu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang
disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudhu atau bersama tetesan akhir
air wudhu, hingga ia selesai dari wudhunya dalam keadaan suci dan bersih dari
dosa-dosa.” (HR Muslim no. 244).
Aktifitas wudhu ternyata mencapai aspek kejiwaan dan hikmah yang tertinggi,
dari semuai aktivitas membasuh sejumlah anggota wudhu. Dengan membasuh muka,
berharap wajah terlindungi dari dosa yang dilakukan mata. Ketika membasuh
tangan, berharap tangan terjaga dari dosa yang belum dilakukan dan dibersihkan
dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu. Saat mengusap kepala, berharap
agar pikiran mereka terlindungi dari pikiran-pikiran yang tidak syar’i. Ketika
membasuh telinga, semoga hal itu dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh
telinga. Dan ketika membasuh kaki, berdoa agar Allah senantiasa membimbing agar
tetap berada di jalan yang lurus (Islam).
Abduldaem Al-Kaheel menyatakan, ada sebuah studi baru menegaskan bahwa
bilasan ke mulut dengan air dapat melindungi mulut dari penyakit gusi dan
peradangan, gigi berlubang, memperkuat otot-otot mulut, wajah dan melindunginya
dari infeksi saluran pernafasan. Adapun ketika mencuci hidung dan menghirup
air ke dalamnya mampu menyelamatkannya dari bakteri yang terdapat di
dalamnya. Bahkan orang-orang yang memelihara wudhu dengan baik, akan mampu
melindungi hidungnya sehingga bebas dari bakteri. Dan ini akan melindungi
hidung dari berbagai penyakit dan mencegah bakteri bergerak ke sistem
pernafasan. Dapaun ketika membasuk wajah akan membuat wajah tampak segar dan
penuh vitalitas dan melindunginya dari kuman dan debu.
Lebih lanjut, Abduldaem menegaskan, berbagai studi lainnya juga
menegaskan bahwa mencuci muka dapat membersihkan mata dari debu dan kuman.Dan
melindunginya dari Berbagai infeksi. Begitu pula dengan mencuci tangan akan
menghapus sisa-sisa keringat yang terdapat di permukaan kulit dan membuka
pori-pori kulit sehingga dapat bernapas dengan baik. Ditambah lagi dapat
menghapus lemak dan minyak yang terdapat pada kulit wajah dan tangan oleh
adanya sekresi kulit. Dan ini tercermin secara positif pada kondisi tubuh yang
sehat.
Kemudian, Para medis dari dunia kedokteran sepakat, bahwa mencuci kaki
dengan cara diusap dengan baik akan melindungi kulit dari infeksi dari kotoran
kaki dan berbagai penyakit kulit yang terdapat di tempat itu. Begitupula dengan
mencuci muka, tangan dan kaki dengan cara diusap pada
bagian-bagian tersebut akan mampu merevitalisasi aliran darah di pembuluh
darah, dan ini tercermin pada kondisi psikologis orang yang beriman sehingga
dapat menambah ketentraman dan ketenangan, dan menyingkirkan berbagai penyakit emosi psikologis
yang buruk.
Selain fungsi-fungsi fisiologis, wudhu juga efektif untuk pengendalian
emosi. Setiap kali marah, seorang hamba beriman disarankan untuk mengambil air
wudhu,pada intinya apapun yang diperintahkan Allah tentu sangat bernfaat bagi
hamba-Nya.
Rasulullah Saw bersabda ;
” Seorang muslim atau mukmin ketika membasuh wajahnya dlam berwudhu, dosa
yang telah dilakukan matanya akan lebur dari wajahnya bersama tetesan air
wudhunya. Hingga tetetsan air yang terakhir. Jika ia membasuh kedua tangannya ,
dosa yang telah dilakukan kedua tangannya akan lebur bersama tetesan air
wudhunya, hingga tetesan air yang terakhir. Kemudian jika ia membasuh kedua
kakinya, maka setiap dosa yang telah dilakukan oleh kedua kakinya, akan lebur
bersama tetesan air wudhunya, hingga tetesan air yang terakhir, sapai akhirnya
ia pun bersih dari dosa-dosa.
Dari Abdulla Ash-Shanaji radiallahuanhu, Rasulullah saw bersabda :
“Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah
(dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air
ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya.
Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang pernah ia
perbuat dengan wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi
keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia
membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua
tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah)
kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu
dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan itu keluar dari kedua telinganya.
Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut
dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah
kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid dan shalatnya
merupakan nilai ibadah tersendiri baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu
Majah dan Al-Hakim)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa pernah mendengar Rasulullah
bersabda :
“Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka
dankedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya,
barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah
dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)” .(HR. Bukhari
Muslim)
Rasulullah bersabda;
"Maukah kuberitahukan perbuatan yang dinilai Allah dapat dapat
menghapus dosa-dosa kalian, bahkan akan meninggikan derajat kalian ?" Para
sahabat berkata, "ya wahai Rasulullah." Rasulullah bersabda lagi;
" Menyempurnakan wudhu meskipun dalam kondisi sulit, memperbanyak langkah
ke masjid, lalu menunggu datangnya sholat berikutnya setelah mengerjakan sholat
sebelumnya. Itulah yang dinamakan dengan ribath (tali pengikat)." (HR
Muslim)
Wudhu untuk Kecantikan Wajah
Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus
neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang
wudhu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka, yaitu sebelah
dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap
air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat
syaraf tersebut.
Dalam Republika yang terbit pada 5/03/07 yang lalu, memuat berita
bahwa, Dokter Ahmad Syauqy Ibrahim, seorang peneliti penyakit hidung, penyakit
dalam, dan penyakit jantung di London, ia mengatakan : "Para pakar sampai
kepada kesimpulan: Pencelupan anggota tubuh ke air akan mengembalikan tubuh
yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan otot,
menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomania (susah tidur)". Kemuadian,
beliau menyimpulkan dari laporan tersebut, bahwa air wudhu mampu menjaga wajah wanita
tetap cantik.
Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul”
menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak
disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh
kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi
tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang
menjadi tampak lebih muda.
Di dalam buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin, R.O, Akp,
MA. dijelaskan bahwa anggota badan yang dibasuh air wudhu memiliki titik
akupresure dan akupunktur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seseorang.
Titik-titik tersebut merupakan bagian titik pijat dan akupunktur untuk
mengobati berbagai macam penyakit.
Itulah beberapa keterangan batapa ajaran Allah menuntun kita untuk
hidup lebih baik dari berbagai aspek. Kemudian walau terdapat penelitian dan
terbukti bahwa wudhu dapat membuat kita lebih cantik, tetapi janganlah berwudhu menjadi
alasan dan kejaran berniat mencari cantik, akan tetapi tetap wadhu adalah refleksi
ibadah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya normalisasi
kesehatan yang lebih prima dan cantik.
Wudhu Untuk Pengobatan Fisioterapi
Dalam Ensiklopedia bebas, Wikipedia, istilah Fisioterapi merupakan
ilmu yang menitik beratkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi
alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan
proses/metode terapi gerak. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana
Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
Fisioterapi dapat melatih pasien dengan melakukan aktifitas khusus,
penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk
mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan
latihan–latihan fisioterapi. Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi
disebut Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi
dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal, yang terdiri dari
upaya-upaya: a.Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif), Pelayanan
fisioterapi dapat dilakukan pada pusat kebugaran, pusat kesehatan kerja,
sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut, pusat olahraga, tempat kerja/industri
dan pada pusat-pusat pelayanan umum. Dan b.Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif
dan Rehabilitatif), pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada rumah sakit,
rumah perawatan, panti asuhan, pusat rehabilitasi, tempat praktek, klinik
privat, klinik rawat jalan, puskesmas, rumah tempat tinggal, pusat pendidikan
dan penelitian.
Aktifitas dan segala mekanisme wudhu adalah tak hanya ibadah ritual
sesual perintah agama tetapi wudhu bisa merupakan aktifitas rutinitas untuk pengkondisian
seluruh aspek hidup, mulai dari psikologis & fisiologis. Dalam tubuh kita
ada 5 panca indera, dengan aktifitas ritual wudhu, semua panca indra dapat
disapu oleh air wudhu, tanpa terkecuali, mulai Mata, hidung, telinga &
seluruh kulit tubuh. Ini betul-betul luar biasa. Pelayanan fisioterapi dengan
aktifitas wudu dapat dilakukan untuk mereka yang terkena gangguan fisik, dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan
sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal. Wudhu
dilakukan sampai manusia mati, karena wudhu beriringan dengan ibadah sholat.
Ahli syaraf ( neurologist) pun telah membuktikan dengan air wudhu yang
mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki berguna
untuk memantapkan konsentrasi pikiran. Dalam kedokteran akupuntur, dikenal
titik reseptor. Pada anggota badan yang terkena perlakuan wudhu terdapat
ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa
basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus
tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim
organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu
sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan).
Titik-titik akupunktur, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan
kayfiyat wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu.
Setelah dihitung-hitung…ternyata terdapat 493 titik reseptor pada
anggota wudhu. Baik kita perhatikan
perbandingan Anggota Wudhu (rukun dan sunat) dan Jumlah Titik Akupunktur
adalah sebanding, berikut rinciannya: Wajah
84, Tangan 95, Kepala 64, Telinga 125, dan Kaki 125. Maka Jumlah total titik zona wudhu dan titik
reseptor akupuntur sama yaitu berjumlah 493 titik.
Bayangkan jika kita melakukan wudhu itu setiap hari paling sedikit 5
kali sehari maka kegiatan ini sama halnya dengan melakukan terapi akupuntur
atau melakukan terapi fisiologis dalam dunia kedokteran modern.
Diantara sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu
titik istimewa (Ba Sie pada sela-sela jari tangan & Ba Peng pada sela-sela
jari kaki). Keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset
fakar akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir bio
energi (Chi) guna membangun homeostasis. Sehingga menghasilkan efek terapi yang
memiliki multi indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi,
tangan-lengan merah, bengkak, dan jari jemari kaku.
Lain lagi tentang telinga, bahwa daun telinga, selain sebagai
aksesoris, ternyata terkandung banyak sekali titik reseptor syaraf. Oleh karena itu disarankan saat wudhu dimana
pada waktu menyapu telinga itu jangan cuma membasuh saja, tapi harus dengan
pijatan juga. Ini namanya aurikulopressure alias pijat akupunktur telinga.
Rangsangan dari aktivitas wudhu muncul keseluruh tubuh, khususnya pada
area yang disebut BASes (Biological Active Spots ) atau tiktik-titik aktif
biologis. Menurut riset ini, BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.
Dr Magomedov, seorang pakar dari lembaga General And Ecology di
Daghestan State Medical Academy, Republik Russia. Dia menjelaskan dalam artikelnya tentang
bagaimana aktivitas wudhu dapat menstimulai/ merangsang irama tubuh alami.
Menurut Dr Magomedov, untuk menguasai titik-titik refleksi Cina
dengan tuntas umumnya dibutuhkan waktu berlatih antara 15 – 20 tahun. Bisa
dibandingkan dengan praktek wudhu yang sangat sederhana. Kelebihan wudhu,
dimana refleksiologi hanya berfungsi menyembuhkan, sedangkan wudhu juga sangat
efektif mencegah masuknya bibit penyakit.
Menurut penelitian Dr Magomedov dikatakan bahwa 61 dari 65
titik refleksi Cina adalah bagian yang dibasuh air
wudhu. Lima titik lainnya terletak antara tumit dan lutut, dimana
bagian ini juga merupakan wilayah wudhu yang
tidak diwajibkan.
Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan syaraf yang
ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu dalam konsep pengobatan
modern adalah hidromessage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media
penyembuhan.
Membasuh daerah wajah misalnya pijatan air akan memberi efek positif
pada usus, ginjal dan system saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada
kelenjar pituitary, otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin
(kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan
pertumbuhan). Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan
tekanan darah dan mengurangi sakit.
Mohtar Saleem, dalam bukunya A Sport for the body and soul, menjelaskan
bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh
bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap kulit. Pencegahan
paling efektif adalah meminimalkan resiko dengan cara membersihkan secara
rutin. Berwudhu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.
Aktivitas wudhu juga
meremajakan selaput lender yangmenjadi gugus depan pertahanan tubuh. Peremajaan
menjadi penting karena salah satu tugas utama lender adalah ibarat membawa
contoh benda asing yang masuk kepada dua senjata pamungkas yang sudah dimiliki
manusia secara alami, yaitu sel T (limfosit T) dan sel B (limfosit B). Dimana
keduanya bersiaga di jaringan limfosit dan system getah bening dan mampu
menghancurkan penyusup yang berniat buruk terhadap tubuh. Aktivitas wudhu
meningkatkan daya kerja mereka.
Aktivitas wudhu lainnya, yang tidak kalah penting adalah disunatkannya
menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Cara ini mampu menangkal
secara efektif ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), TBC, kanker n. asofaring
secara dini.
Sebagai seorang muslim disarankan juga untuk tidak hanya mengambil
wudhu ketika akan shalat, tetapi juga untuk aktivitas yang lain. Misalnya, saat
hendak membaca Al-Qur’an, berangkat tidur , akan berangkat kerja dan dalam
berbagai aktifitas keseharian kita.
Sementara dalam temuan Ahli terapis lainnya, yaitu seorang dokter ahli
bedah yang berprofesi juga sebagai staf pengajar anatomi di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta menemukan fenomena wudhu yang sangat berkaitan dengan anatomi tubuh
manusia khususnya tulang. Bertahun-tahun menggeluti ilmu bedah dan anatomi,
akhirnya dokter tersebut menyimpulkan bahwa jumlah bilangan ruas tulang yang
kita basuh setiap kali berwudhu sama dengan jumlah keseluruhan tulang manusia
dan sama dengan jumlah bilangan hari dalam 1 tahun hijriah.
Menurutnya, kebanyakan manusia tidak pernah memperhatikan jumlah
tulangnya sendiri, bahkan seorang dokter sekalipun. Menurut ilmu anatomi,
jumlah tulang manusia dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter, 1906). Akan tetapi secara embriologis, pusat
penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan adalah sekitar 350-an pusat
penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang kemudian banyak pusat-pusat
penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat
penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam satu tahun.
Dalam kaitannya dengan ritual wudhu, pembasuhan anggota wudhu
kebanyakan sebanyak 3 kali, dan ada yang 1 kali (membasuh kepala dan telinga).
Baiklah kita coba perhatikan jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh yang
dibasuh pada saat wudhu.
Lengan dan tangan (30 buah) yang meliputi: 1 buah tulang lengan atas, 2
buah tulang lengan bawah, 8 buah tulang pergelangan tangan, dan 19 buah tulang
telapak dan jari-jari.
Tungkai dan kaki (31 buah) yang meliputi 2 tungkai bawah, 8 buah tulang pergelangan
kaki dan 21 buah tulang telapak dan
jari-jari.
Wajah (12 buah) yang meliputi 1 buah tulang dahi, 1 buah tulang baji, 1
buah rahang atas, 1 buah rahang bawah, 1
buah tulang air mata, 1 buah tulang pelipis, 2 buah tulang hidung, dan 2 buah
tulang pipi.
Rongga mulut dan hidung (41 buah) yang meliputi 32 gigi geligi, 1 buah tulang langit-langit, 1
buah rahang dan 7 buah sekat dan karang hidung.
Kepala dan telinga (12 buah) yang meliputi 2 buah tulang pelipis, 2
buah tulang ubun-ubun, 1 buah tulang, 1 buah tulang baji, 1 buah tulang dahi, 1
buah tulang belakang kepala, dan
6 buah tulang pendengaran.
6 buah tulang pendengaran.
Bagian tubuh poin A – D dijumlahkan : 30+31+12+41= 114. Kemudian, angka
tersebut dikalikan 3 oleh karena saat wudhu, dilakukan pembasuhan sebanyak 3
kali, menjadi : 114 x 3= 342. Dan, poin
E tidak dikalikan 3 karena saat wudhu, kepala dan telinga dibasuh hanya 1 kali.
Angka 342 dijumlahkan dengan 12 didapatkan angka 354.
0 komentar:
Posting Komentar