TAFAKKUR TENTANG ASAL MUASAL AIR
Air sangat dibutuhkan oleh setiap manusia.
Bahkan tak hanya kita manusia, semua makhluk hidup yang ada di bumi ini,
tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan bebatuan sekalipun. Air, memang tercipta untuk
kebutuhan semua penghuni bumi rupanya. Air bisa sangat bermanfaat bagi manusia
untuk menjaga kesehatan dan pengobatan.
Namun, juga air bisa mengakibatkan malapetaka
dan bencana yang tak terperikan. Masih ingat peristiwa benjir banda yang
terjadi pada zaman nabi Nuh AS. Semua ummat yang tidak mengikutu jejaknya hancur
tergilas oleh air banda tersebut, termasuk keluarga nabi Nuh sendiri, isteri
dan anaknya. Kini, peristiwa tsunami yang lalu di Aceh, dan bebarapa wilayah di
negara lainnya, banjir jelas sekali menggambarkan kekuatan alam yang mampu
meluluhlantakan kota dan penduduknya hanya dengan sekali libas.
Air merupakan sumber asli dan media utama
bahan baku alam semesta, baik bumi maupun langit. Tidak heran jika air adalah
kebutuhan pokok sumber kehidupan alam semesta ini. Allah mengisyaratkan, bahwa
bumi dan langit berasal dari satu media bahan, yaitu air.
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? “ (QS
Al-Anbiyaa/21:30)
Coba,
Anda perhatikan firman Allah ini, “Dan kami ciptakan dari air segala sesuatu
yang hidup…” (Q.S Al Anbiya (21)
:30). Sungguh betapa air sangat menjadi sumber utama kehidupan bagi setiap
makhluk yang hidup.
Dalam realitasnya, ada sebagian manusia
kurang menghargai eksistensi air ini, sehingga keberadaannya sering disia-siakan.
Karena dahsyatnya keistimewaan dan keutamaan air, manusia pun selayaknya
memiliki ahlak terhadap air. Banyaknya pencemaran air yang dilakukan oleh
bangsa di negri yang kita cintai ini, Indonesia, air yang tersebar dii sungai,danau,
laut, dan air tanah. Ini jelas sekali memperlihatkan keperihatinan kita, betapa
rendahnya ahlak manusia yang tidak menghargai karunia Tuhan dalam bentuk air.
Tidaklah mengherankan jika air pulalah yang
mengakibatkan banyak bencana di negri ini. Bencana-bencana tersebut tentulah
bukan takdir Tuhan semata, melainkan takdir tersebut terjadi akibat perbuatan
manusia itu sendiri :
Yang demikian itu disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya
hamba-Nya. (Q.S Al Anfaal (8) : 35)
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada
manusia sedikitpun akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri
mereka sendiri. (Q.S Yunus (10) : 44)
Air dalam pandangan Ahli Kimia-fisika
Alam
membutuhkan keseimbangan dalam menstabilisikan segala aktifitas alamianya, air inilah
yang merupakan komponen penting dalam keseimbangan alam. Air berwarna jernih dan tidak berasa.
Senyawa air terbentuk dari atom Hidrogen dan Oksigen. Satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang satu atom oksigen. Atom hidrogen dan oksigen
terikat dengan ikatan
kovalen. Rumus Kimia
Air adalah H2O. Rumus Kimia
Air, jika di lihat bentuk molekulnya akan seperti ini.
Dalam
rumus kimia air tersebut terdapat 2 buah ikatan kovalen antara O-H. Dalam
struktur molekul air, atom oksigen pada elektron ikatan jauh lebih kuat dari
pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, hal ini menyebabkan jumlah muatan
positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen.
Perbedaan muatanini menimbulkan momen dipol. Momen dipol inilah yang
menyebabkan gaya tarik menarik listrik antar molekul air sehingga molekul air
cenderung berdekatan dan susah dipisahkan. Inilah sobat yang menyebabkan titik
didih air cukup tinggi.
Dalam
ensoklopedia Wikipedia disebutkan, bahwa air adalah senyawa yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik
(330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,hujan, sungai, muka
air tawar, danau, uap air, dan lautan
es.
Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff,
meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia, terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus.
Menurut
para ahli kimia-fisika, bahwa air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik. Indonesia
telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Komposisi sifat-sifat air jika dilihat dari teori kimia
dan fisika adalah sebagai berikut:
Informasi
Sifat Air
|
|
air
|
|
Nama alternatif
|
aqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida |
H2O
|
|
18.0153 g/mol
|
|
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan) |
|
100 °C (373.15 K) (212 °F)
|
|
4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
|
Secara
molekuler, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalenpada
satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) dan temperatur 273,15
K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan
air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik,
yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida.
Dengan memperhatikan tabel periodik,
terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan
hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan
mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen
lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan
atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua
atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada
tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen
dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul
saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk
ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-).
Berikut
adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu.
Temperatur
Fisik Air
|
0o
|
20o
|
50o
|
100o
|
0.99987
|
0.99823
|
0.9981
|
0.9584
|
|
1.0074
|
0.9988
|
0.9985
|
1.0069
|
|
597.3
|
586.0
|
569.0
|
539.0
|
|
1.39
× 10-3
|
1.40
× 10-3
|
1.52
× 10-3
|
1.63
× 10-3
|
|
75.64
|
72.75
|
67.91
|
58.80
|
|
178.34
× 10-4
|
100.9
× 10-4
|
54.9
× 10-4
|
28.4
× 10-4
|
|
87.825
|
80.8
|
69.725
|
55.355
|
Lebih
lanjut, air adalah pelarut yang
kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia.
Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat "hidrofilik"
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya
tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul
air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul
air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air. Molekul air ini seperti Butir-butir embun menempel pada jaring
laba-laba.
Selanjutnya,
air digunakan untuk zat pelarut yang digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah
rumah tangga juga
dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara industri,
sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.
Air
dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat membantu memecah limbah
menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
Selanjutnya,
di lingkup zona biologis, air merupakan cairan singular, oleh karena
kapasitasnya untuk membentuk jaringan molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air
mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom hidrogen dan dua
muatan negatif dari atom Oksigen. Akibatnya, setiap molekul air dapat membentuk
4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya.
Sebagai
contoh, sebuah atom hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan
membentuk satu ikatan kovalen dengan satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan
atom oksigen lainnya, seperti yang terjadi pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada
kemampuannya untuk melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional
molekul, pada umumnya, air merupakan zat pelarut yang baik untuk partikel
bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon.
Konsep
tentang sel sebagai larutan yang terbalut membran, pertama
kali dipelajari oleh ilmuwan Rusia bernama Troschin pada tahun 1956. Pada monografnya, Problems of Cell Permeability, tesis Troschin mengatakan bahwa partisi larutan yang terjadi
antara lingkungan intraselular dan ekstraselular tidak hanya ditentukan oleh permeabilitas membran, namun terjadi akumulasi larutan tertentu di
dalam protoplasma, sehingga membentuk larutan gel yang berbeda dengan air murni.
Pada
tahun 1962, Ling melalui monografnya, A
physical theory of the living state, mengutarakan bahwa air yang terkandung
di dalam sel mengalami polarisasi menjadi
lapisan-lapisan yang menyelimuti permukaan protein dan
merupakan pelarut yang buruk bagi ion. Ion K+ diserap
oleh sel normal, sebab gugus karboksil dari
protein cenderung untuk menarik K+ daripada
ion Na+.
Teori
ini, dikenal sebagai hipotesis induksi-asosiasi juga
mengutarakan tidak adanya pompa kation, ATPase, yang terikat pada membran sel, dan distribusi semua
larutan ditentukan oleh kombinasi dari gaya tarik menarik antara masing-masing
protein dengan modifikasi sifat larutan air dalam sel. Hasil dari pengukuran NMRmemang
menunjukkan penurunan mobilitas air di dalam sel namun dengan cepat terdifusi dengan molekul air normal. Hal ini kemudian dikenal sebagai model two-fraction, fast-exchange.
Keberadaan
pompa kation yang digerakkan oleh ATP pada membran sel, terus menjadi bahan perdebatan, sejalan
dengan perdebatan tentang karakteristik cairan di dalam sitoplasma dan air
normal pada umumnya. Argumentasi terkuat yang menentang teori mengenai jenis
air yang khusus di dalam sel, berasal dari kalangan ahli kimiawan fisis. Mereka
berpendapat bahwa air di dalam sel tidak mungkin berbeda dengan air normal,
sehingga perubahan struktur dan karakter air intraselular juga akan dialami
dengan air ekstraselular. Pendapat ini didasarkan pada pemikiran bahwa,
meskipun jika pompa kation benar ada terikat pada membran sel, pompa tersebut
hanya menciptakan kesetimbangan osmotik selular yang memisahkan satu larutan
dari larutan lain, namun tidak bagi air. Air dikatakan memiliki kesetimbangan
sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh membran sel.
Para
ahli lain yang berpendapat bahwa air di dalam sel sangat berbeda dengan air
pada umumnya. Air yang menjadi tidak bebas bergerak oleh karena pengaruh
permukaan ionik, disebut sebagai air berikat (bahasa Inggris: bound water), sedangkan air di
luar jangkauan pengaruh ion tersebut disebut air bebas (bahasa Inggris: bulk water).
Air
berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion akan segera
tertarik oleh masing-masing muatan fraksional molekul air, sehingga kation dan
anion dapat berada berdekatan tanpa harus membentuk garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif, padat dengan ikatan lemah,
daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini menciptakan zona
air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi akan cenderung
terakumulasi pada fase air yang lebih padat, sedangkan kation yang lebih besar
akan cenderung terakumulasi pada fase air yang lebih renggang, dan menciptakan
partisi ion seperti serial Hofmeister sebagai berikut:
Mg2+ > Ca2+ > H+ >> Na+
NH+ > Cs+ > Rb+ > K+
ATP3- >> ATP2- = ADP2- = HPO42-
I- > Br- > Cl- > H2PO4-
Catatan
:
Artinya,
densitas air berikat semakin tinggi ke arah kanan.
Interaksi
antara molekul air
berikat dan gugus ionik diasumsikan terjadi pada rentang jarak yang pendek,
sehingga atom hidrogen terorientasi
ke arah anion dan menghambat interaksi antara populasi air berikat
dengan air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas permukaan
molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA,asam
hialorunat, kondroitin
sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan
lain. Energi elektrostatik antara molekul biopolimer bermuatan sama yang berdesakan
akan menciptakan gayahidrasi yang mendorong molekul air bebas keluar dari dalam
sitoplasma.
Pada
umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup tinggi akan membentuk gel. Misalnya gel agarose atau gel dari asam hialuronat yang
mengandung 99,9% air dari total berat gel. Tertahannya molekul air di dalam
struktur kristal gel merupakan salah satu contoh kecenderungan alami setiap
komponen dari suatu sistem untuk bercampur dengan merata. Molekul air dapat
terlepas dari gel sebagai respon dari tekanan udara,
peningkatan suhu atau melalui mekanisme penguapan,
namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik yang terjadi antara
molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun
demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat menjelaskan beberapa
fenomena anomali larutan seperti, perbedaan sifat air di dalam:
b.
turunnya koefisien
difusi air di dalam Artemia
cyst dibandingkan dengan koefisien air yang sama pada gel agarose dan
air normal,
e.
kedua
kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang dimiliki mitokondria pada
suhu 0-4 °C
Fenomena
anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak jauh yang berada di
luar domain pendekatan ionik.
Energi
pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang dimiliki menjadi
tidak maksimal, seperti saat molekul air berada dekat dengan permukaan atau
gugus hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.
Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan menembus beberapa zona air dan partisi
ion, sehingga dikatakan bahwa sebagai karakter air pada rentang jarak jauh.
Pada rentang ini, molekul garam seperti Na2SO4, sodium asetat dan sodium
fosfat akan memiliki kecenderungan untuk terurai menjadi kation
Na+ dan anionnya.
Sifat air, selain pelaut juga bersifat kohesif dan
adhesif. Air
menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
sejumlah muatan
parsial negatif (σ-)dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan
sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen.
Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen, yang
berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul,
menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.
Air memiliki pula sifat adhesif yang
tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya. Air memiliki tegangan
permukaan yang besar
yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini
dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang
tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan
berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat
bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatulapisan
tipis (thin
film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya
adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Para ahli biologi menyebutkan, bahwa
di dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran
dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang
memiliki ketertarikan kuat terhadap air. Irvin
Langmuir mengamati
suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan hidrofilik. Untuk
melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik, dalam arti melepaskan lapisan
yang terikat dengan kuat dari hidrasi air, perlu dilakukan kerja
sungguh-sungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi.
Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam
rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi
telah dipelajari secara ekstensif oleh V.
Adrian Parsegian dari National Institute of Health. Gaya-gaya
ini penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan
ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).
Lebih jauh, dikatakan bahwa air mampu
melakukan elektrolisis. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya
dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada
katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan
ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain
terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta
mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan
OH-mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul
air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan
sebagai berikut: (H2O(l) à 2H2(g)
+O2(g).
Gas hidrogen dan oksigen yang
dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini
kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2)
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.
Air dalam Kehiduapan Alam Kita
Coba
kita amati alam sikar kita,dari sudut pandang biologi, air memiliki
sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi
yang dapat membuat senyawa organik melakukan replikasi.
Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air
merupakan zat pelarut yang
penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air
juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan
oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan
oksigen akan dilepas ke udara.
Dalam
kajian Hidrobiologi, perairan bumi kita dipenuhi dengan berbagai macam
kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di Bumi ini berasal dari perairan.
Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga
hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibimenghabiskan sebagian hidupnya di dalam air.
Bahkan,
beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan laut
seperti alga dan rumput laut menjadi
sumber makanan ekosistem perairan. Bahkan dii samudera, plankton menjadi
sumber makanan utama para ikan.
Selanjutnya,
dalam peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air. Mesopotamia yang
disebut sebagai awal peradaban berada di antara sungai Tigris danEuphrates. Peradaban Mesir Kuno bergantung pada sungai Nil.
Pusat-pusat manusia yang besar seperti Rotterdam, London, Montreal, Paris, New York City, Shanghai, Tokyo, Chicago, dan Hong Kong mendapatkan
kejayaannya sebagian dikarenakan adanya kemudahan akses melalui perairan.
Tubuh manusia terdiri
dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat
berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi;
jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan
beberapa faktor lainnya. Selain dari air minum, manusia mendapatkan cairan dari
makanan dan minuman lain selain air.
Sebagian
besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter)
per hari,namun
hasil penelitian yang diterbitkan oleh Universitas
Pennsylvania pada
tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut
tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah kadang-kadang untuk beberapa
orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat
menyebabkan ketergantungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu
liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas. Minum
air putih memang menyehatkan, tetapi kalau berlebihan dapat menyebabkan
hiponatremia yaitu ketika natrium dalam darah menjadi terlalu encer. (Ubes
Nur Islam dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar